Kesejahteraan adalah tujuan yang universal yang dikejar oleh manusia di seluruh dunia, meskipun definisinya dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada budaya dan nilai-nilai masyarakat. Melalui pemahaman tentang konsep kesejahteraan dari berbagai budaya di seluruh dunia, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang cara berbagai masyarakat menghargai, mengejar, dan memelihara kesejahteraan mereka. Berikut adalah perspektif tentang konsep kesejahteraan dari berbagai negara:
1. Bhutan: Gross National Happiness (GNH)
Bhutan terkenal karena mengukur kesejahteraan nasional mereka berdasarkan konsep Gross National Happiness (GNH) daripada slot PDB. GNH mengukur kesejahteraan berdasarkan indikator-indikator seperti kesehatan, pendidikan, keberlanjutan lingkungan, dan kebahagiaan sosial. Pendekatan ini menekankan pentingnya aspek-aspek non-materiil dalam menilai kesejahteraan masyarakat.
2. Jepang: Ikigai
Ikigai adalah konsep Jepang yang mengacu pada tujuan hidup atau alasan untuk hidup. Ini adalah kombinasi dari kata “iki” yang berarti “kehidupan” dan “gai” yang berarti “nilai” atau “maksud”. Untuk mencapai kesejahteraan yang sejati, orang Jepang percaya bahwa penting untuk menemukan dan hidup sesuai dengan ikigai mereka, yaitu apa yang memberi mereka rasa tujuan dan kebahagiaan.
3. Denmark: Hygge
Hygge adalah konsep Denmark yang mendorong kenyamanan, kehangatan, dan kebersamaan. Ini melibatkan menikmati momen-momen sederhana dalam kehidupan sehari-hari, seperti berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, menikmati makanan yang lezat, atau bersantai di rumah dengan lilin-lilin. Hygge diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan psikologis seseorang.
4. India: Seva
Seva adalah konsep dalam budaya India yang mengacu pada pelayanan tanpa pamrih atau kontribusi yang diberikan kepada masyarakat atau komunitas. Melalui praktik seva, individu di India mengalami kesejahteraan yang sejati dengan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan dan berkontribusi pada kesejahteraan sosial yang lebih besar.
5. Swedia: Lagom
Lagom adalah konsep Swedia yang berarti “cukup” atau “seimbang”. Ini mengacu pada filosofi hidup yang menekankan pentingnya menemukan keseimbangan dalam segala hal, baik itu dalam pekerjaan, hubungan, atau gaya hidup. Lagom mengajarkan bahwa tidak ada kekurangan atau kelebihan yang baik, tetapi yang penting adalah menemukan titik tengah yang memadai untuk mencapai kesejahteraan yang seimbang.
6. Hawai’i: Aloha
Aloha adalah konsep hawaiian yang melampaui sekadar salam atau kata terima kasih, melainkan mencakup sikap hidup yang penuh cinta, kedamaian, dan kebaikan terhadap orang lain dan alam semesta. Dengan mengamalkan aloha, masyarakat Hawai’i percaya bahwa mereka dapat mencapai kesejahteraan spiritual, emosional, dan sosial yang mendalam.
Melalui penjelajahan konsep kesejahteraan dalam budaya-budaya dunia, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang cara berbagai masyarakat menghargai dan mengejar kesejahteraan mereka. Meskipun berbeda dalam rincian dan ekspresi, semua konsep ini menekankan pentingnya kehidupan yang bermakna, hubungan yang erat, dan keseimbangan dalam hidup untuk mencapai kesejahteraan yang sejati.